Senin, 28 Maret 2011

Maka Sarkozy Pun Terancam Tumbang




Presiden Perancis Nicolas Sarkozy benar-benar dibuat kecewa dengan kekalahan partainya dalam pemilu lokal. Partai Sarkozy terperosot ke posisi dua dalam pemilu lokal putaran kedua. Dalam pemilu lokal yang digelar di separuh wilayah Perancis ini, partai kanan tengah UMP pimpinan Sarkozy hanya mampu mengantongi 18,6 persen suara. Sementara kubu oposisi seperti Partai Sosialis berhasil menduduki posisi teratas dengan meraup 36 persen suara.
Pada putaran pertama yang digelar Ahad 22 Maret lalu, Partai Sosial juga sukses meraup kemenangan dengan 25 persen suara. Sedangkan partai pemerintah UMP jauh di bawahnya sekitar 16 persen. Pemilihan suara kali ini merupakan tahapan terpenting sebelum pemilu presiden tahun depan. Apalagi Sarkozy diharapkan dapat meneruskan pemerintahan lima-tahun kedepan untuk kedua kalinya. Namun dengan hasil pemilih lokal kali ini, tantangan partai penguasa dan Sarkozy semakin berat. Kekecewaan rakyat terhadap kebijakan politik dan ekonomi pemerintah Sarkozy sudah meluas.
Hasil jajak pendapat terbaru menunjukkan bahwa Sarkozy bakal tersingkir pada putaran pertama pemilihan presiden mendatang. Sebaliknya capres yang dijagokan dari Partai Sosialis Dominique Strauss-Kahn yang juga kepala Dana Moneter Internasional (IMF) diprediksi bersaing ketat dengan Marine Le Pen yang memimpin Partai Front Nasional.
Hasil pemilu lokal kali ini juga menjadi bukti bahwa selama empat tahun belakangan ini, kubu sayap kiri telah berhasil memperbaiki kembali prestasi politiknya setelah sempat gagal mengungguli kubu penguasa dalam pemilu presiden 2007. Saat itu, Segolene Royal, capres dari Partai Sosialis terpaksa harus mengakui kemenangan Sarkozy dan partai pengusungnya.
Tak berlebihan jika kubu Sosialis menilai pemilu lokal baru-baru ini sebagai ajang bagi pemilih untuk menghukum Sarkozy dan partainya yang dianggap tidak hanya membawa kebuntuan sosial dan ekonomi, tetapi juga krisis moral. Martine Aubry, pemimpin Partai Sosialis menegaskan, "Sarkozy tidak hanya menyeret negara ini pada kebuntuan ekonomi dan sosial, tetapi juga krisis moral yang besar".
Sejatinya kemenangan yang diraih puak-puak oposisi belakangan ini merupakan imbas dari kegagalan pemerintahan Sarkozy dalam mengelola negara. Selama 4 tahun terakhir, situasi Perancis tak juga membaik. Sebaliknya Negeri Menara Eiffel ini masih saja didera krisis ekonomi, angka pengangguran yang tinggi, dan rapuhnya solidaritas nasional. Wajar jika dalam pelbagai jajak pendapat terbaru, popularitas Sarkozy semakin merosot bahkan kurang dari 30 persen.
Namun yang patut diteropong lebih jauh dari hasil pemilu lokal kali ini adalah meningkatnya kekuatan kubu sayap kanan ekstrim. Front Nasional yang dikenal rasis dan anti-imigran berhasil menjaring suara 11 persen. Bahkan di sejumlah wilayah, sambutan warga terhadap partai ekstrim kanan ini mencapai 40 persen. Sebelumnya, pada pemilu presiden 2002, popularitas puak-puak ekstrimis kanan juga sempat meningkat secara mengejutkan. Tapi memang biasanya, sentimen rasialisme dan ekstrimisme kerap tumbuh subur di lingkungan masyarakat yang kian terjepit oleh himpitan krisis ekonomi. (IRIB/LV/NA)

0 komentar:

Posting Komentar

Sorong Online